Uncategorized

Menulis Antologi

Bulan ini, saya menulis antologi ke empat saya. Ya.. walau yang terbit baru satu, tapi setidaknya sudah ada tempat tulisan panjang yang saya hasilkan. Pencapaian? Tentu! Karena biasanya tulisan saya sebatas curahan hati yang pendek-pendek saja. 

Antologi pertama saya tentang pengalaman melalui  awal-awal pandemi. Antologi kedua adalah antologi puisi. Antologi ketiga adalah antologi cerita anak. Sedangkan yang terakhir saya tulis kemarin adalah antologi menyusui dan penyapihan. Gado-gado banget gak sih.. hehhehehe… semua genre dicoba. 

Effort yang paling keras tentu saja untuk antologi yang pertama. Effort mengalahkan rasa minder dan effort memberanikan diri mencoba hal baru. Antologi kedua rasanya seperti healing karena bergaul dengan kata-kata indah dan diharuskan menghasilkan coretan doodle saat itu. Antologi kedua juga membukakan pintu untuk saya berkumpul dengan banyak penulis di wag penerbit. Disana sering sekali ada informasi tentang dunia kepenulisan. Terimakasih mentor yang telah menyarankan saya untuk ikut antologi ini. 

Saya mulai merasa enjoy saat menulis naskah untuk antologi cerita anak. Didampingi oleh mentor yang memberi masukan bukan hanya dari editingnya tapi juga alur cerita dan gaya bahasa menjadikan saya percaya diri dengan tulisan saya. Doakan segera release ya.. karena ini juga project Rumah Belajar dimana saya dulu adalah PJ nya. Sepertinya ingin mencoba lagi jika ada antologi cerita anak. Hehhehe.. Menunggu antologi, karena belum percaya diri untuk menulis solo cerita anak.

Di antologi keempat rasanya lebih ringan jari jemari mengetikkan kalimat demi kalimat. Kenapa? Karena kembali ke genre favorit saya “genre curhat”. Hahhahaha. Curhat tentang apa yang saya lalui saat membersamai anak-anak. Saya harapkan bisa menjadi kebanggan juga untuk anak-anak saya nanti. Di antologi ini pula saya abadikan permintaan maaf saya untuk kakak. Karena banyak sekali kesalahan saat proses penyapihannya dulu. Entah memang karena kesalahan penyapihan atau tidak, kelekatan saya dan kakak cenderung kurang baik. Kakak akan berteriak histeris saat saya tidak d area pandangnya. Semisal kakak melihat saya ada di kamar, pas saya pindah ke dapur kakak tidak melihatnya. Beberapa menit kemudian dia akan cek ke kamar dan histeris memanggil-manggil “mama kemana”.

Berbeda dengan adik, si adik lebih kalem. Kelekatan yang baik menghasilkan anak yang percaya dengan mamanya, walaupun tidak di edaran pandangan tapi ia tahu jika mamanya ada disekitarnya. Toh selama ini saya juga hampir tidak pernah pergi tanpa pamit kepada mereka. Eh kok jadi cerita tentang penyapihan ya.. xixiixi.. itung-itung promo colongan  gak papa yaaa.. hehehhe

Uncategorized

Memory Foam Pertamaku

Berawal dari diskusi di salah satu wa grup tentang bantal. Ada pertanyaan bagaimana cara mencuci bantal, karena jika di cuci manual dengan direndam akan meninggalkan noda coklat. Kalau dicuci di mesin cuci akan membentuk gumpalan. Maka bermunculan lah tips dari para warga grup ini. Mulai dari sikat seperlunya di bagian ternoda, dan jemur. Sampai ulasan berapa lama idealnya bantal yang kita pakai harus diganti. Bahkan ada ulasan taman-teman untuk bantal kapuk, bantal dakron, dan bantal memory foam. Kebetulan belum ada yang pakai bantal bulu angsa kaya bantal-bantal “sultan”. Atau mungkin mereka tidak mau cerita ya.. hehhehehe

Saya golongan yang menyimak karena memang gak punya pengetahuan tentang perbantalan ini. Berakhir dengan rasa unsecure kok bantalku uda lama gak ganti, jauh sekali dari periode harus ganti bantal. Akhirnya tergerak untuk mencari tahu tentang memory foam. Bantal yang belum pernah saya coba.

Cuss cari ke tokopedia, dan nemu lah toko yang deket banget dari rumah. Lumayan menghemat ongkir. Harganya juga ramah di kantong. Tujuh puluh ribu saja untuk sepasang bantal dan guling. Hampir mirip dengan bantal dan guling dari dakron. Akhirnya memantapkan untuk membungkus keranjang belanjaan ini. Hehheheh. 

Tak lama barang sudah sampai rumah. Bayangan saya bakal nerima paket yang super besar karena memesan 1 bantal dan 1 guling. Ternyata paketnya lumayan praktis. Ketinggalan banget kayaknya saya tentang teknologi bantal guling dan kasur. Ternyata sekarang pengiriman kasur juga tidak memakan banyak tempat. Karena mereka bisa di vakum. Di press volumenya. Maka ketika plastik dibuka, berubah bentuk lah ia. Hehehehe.. kaya magic kata anak saya.

(dokumentasi pribadi) Memory Foam Sebelum dibuka

Setelah dicuci covernya dan dijemur foamnya, akhirnya kami bisa menjajalnya. Sampai saat ini nyaman untuk dipakai. Lebih empuk dan mengikuti postur tubuh. Karena yang saya pesan adalah bantal dewasa jadi emmang besar dan tinggi. Tidak cocok dijajal anak-anak. Melihat solidnya bahan sepertinya bantal ini akan awet dan tidak gampang kempes. 

Sekian cerita membeli bantal ala saya. Sebenarnya saya niatkan untuk membuat istirahat pak suami lebih optimal. Karena tulang punggung harus fit dan kuat ya pak.. hehhehehe.

Uncategorized

Belum Panen

Komposterku akhirnya penuh juga setelah 4 bulan diisi sampah dapur. Awalnya tidak menyangka wadah 25 liter bisa d pake menampung sampah basah selama 4  bulan. Cepet kempesnya karena ada mahluk di dalam komposter. Yup, dia adalah belatung. Belatung memang akan muncul jika komposter terlalu basah atau terlalu banyak unsur hijaunya. Tentu ada cara untuk mengatasinya. Yaitu menambahkan unsur coklat berupa daun kering, sekam, atau tanah. Tapi bagi saya, si bela ini saya pertahankan untuk mempercepat proses daur ulang. Benar saja, komposter yang penuh pas dua hari kemudian kempes se kempes-kempesnya. Bisa diisi lagi. penuh lagi. Kempes lagi. Begitu terus sampai 4 bulan dan benar-benar sudah penuh. 

Koleksi Pribadi

Hari ini, saya belum berniat panen. Tapi maunya ngeluarin untuk ngaduk aja. Karena kalau diaduk di embernya sudah tidak bisa merata. 

Pas ngaduk-ngaduk tetiba kepikiran untuk membagi menjadi 2. Sebagian di sak sembako, didiamkan 2-3 minggu sampai matang.  Sebagian lagi dimasukkan komposter kembali untuk kemudian diisi sampah dapur dan unsur coklat lagi.

Niat awal komposting memang tidak terlalu menggebu-gebu untuk dapat kompos karena memang tidak hobi menanam. Tapi setelah hampir panen kok rasanya tidak sabar dapat komposnya. Kebetulan kemarin juga dapet pohon daun salam, jeruk, bunga. Kesemuanya dikasih orang, hehhhe. Jadi sepertinya kompos ku akan berguna. 

O iya untuk yang tidak ada waktu untuk mencari embernya, starternya, sekamnya, dan kebutuhan lain untuk memulai komposting. Ada lo yang menyediakan semuanya, tinggal pakai. Ditambah ada buku petunjuknya. Lengkap deh. Mau? Bisa ke IG @EmberKompos ya. Ownernya baik hati dan ramah kok gais, beliau juga suka berbagi info tentang zero waste. 

Kembali ke pengalaman selama aku mengompos. Ternyata mengompos g ribet kawan, dan surprisingly g bau busuk. Padahal biasanya sampah basah seperti sisa sayur, kulit buah, dan sisa konsumsi dapur akan menimbulkan bau kalau 2 lupa g dibuang. Nah ketika dibuang ke komposter ini si dia jadi tidak berbau busuk. Baunya malah mirip bau citrus. Ada segar-seger nya. Warna sampah-sampah basah kita juga jadi seragam. Warna hitam, sama seperti warna tanah. Itu lah kenapa sering kita dengar ungkapan jika mengompos itu berarti “yang dari tanah kita kembalikan ke tanah”. 

Yuk mulai mengurangi sampah rumah tangga dan menjadikannya lebih manfaat. Karena ternyata sebagian besar sampah berasal dari sampah rumah tangga. Bukan sampah pasar atau sampah industri tapi sampah rumah tangga. Mengompos dengan bahagia, semoga menjadikan rumah tangga lebih berkah juga ya.. 

Uncategorized

NaBila, sayang untuk dilewatkan

Selain sate ponorogo, yang tak bisa kami lewatkan saat pulang kampung adalah berbagai kue dari Nabila bakeri. Walaupun di kota rantau juga buanyak toko roti dan kue, tapi untuk kami cita rasa nabila bakeri tak terganti.Salah satu produk yang susah dicari di tempat lain adalah roti isian nanas. Dulu roti sobek nanas adalah roti favorit bapak. Eh pas nikah suami pun juga satu selera. Jadi lah sekeluarga penikmat roti nanas nabila.

Semua roti di nabila terasa memuaskan karena topingnya yang gak pelit. Kaya roti sobek nanas misalnya, selai nanasnya tebal, jadi setiap gigitan dijamin ketemu nanas. Hihihi. Tapi sayangnya tidak setiap kesana bisa menemukan roti sobek nanas ini. Mungkin ya karena favorit banyak orang, jadi cepat habis stok nya. Kalau uda keburu kesana dan pengen coba sobek nanas tapi kehabisan bisa coba sobek lainnya juga kok. Yang biasanya kami angkut adalah sobek kismis, dan sobek 5 rasa. Yang baru, (atau mungkin kami baru tau-red) ada bolen isian pisang nanas. Jarang kan kalian jumpai di toko roti lainnya. Rasanya? Manis asem bercampur dengan gurihnya pastri.. hhmm.. sungguh nyummi!

Roti lain yang selalu masuk keranjang belanjaan adalah roti coklat pisang. Kalau yang ini dimana-mana ada ya. Tapi tetap saja roti pisangnya nabila pas! Tidak kemanisan. Rotinya lembut, dan isiannya mantap. Juga ada aneka donat kesukaan anak-anak. Roti abon pun ada, duh banyak banget sih emang yang masuk keranjang. Belum lagi kue-kue tradisional kesukaan mama, mulai dari klepon, sosis solo, dan masih buanyak lagi. Sebaiknya ke Nabila kalau sudah kenyang ya, biar tidak terlalu laper mata. Hahahahaha

Nabila ini punya banyak cabang, yang sering kami kunjungi adalah nabila cabang ponorogo kota. Alamatnya di jalan gajah Mada no 22 Ponorogo. Selain di tengah kota, nabila juga ada di daerah siman. Beberapa mobil nabila juga sering keliling ke kecamatan-kecamatan membawa produk fresh mereka. Buat teman-teman di ponorogo kalau mau tau jadwal nabila berkunjung ke kecamatanmu bisa deh save nomer wa nya, atau pantengin ig nya. Kamu bisa follow ig @nabila_bakericake. Tapi hati-hati ya, kalau ngintip IGnya bakal ikut ngiler lihat berbagai roti dan kuenya. 

Sempatkan mampir deh kalau ke ponorogo, dan buktikan cerita saya ini tidak dilebih-lebihkan. Memang seenak itu. Bisa banget gagalin diet deh ini, hihihi

Uncategorized

Biasanya Aku Tidur Nyenyak di Kursi Penumpang

Habis maghrib kami sekeluarga memulai perjalanan pulang ke kampung halaman. Sudah Dua minggu, akung dan uti berkunjung ke tempat perantauan kami. Malam ini saatnya mengantar beliau berdua pulang. Perjalanan malang-ponorogo bisa kami tempuh dalam waktu 4 jam berkat adanya jalan tol. 

Dulu sebelum tol surabaya-madiun dibangun, kami  lewat jalur selatan. Malang-Blitar-Tulung Agung-Trenggalek-Ponorogo. Butuh waktu 6-7 jam. Selain disebabkan keadaan dan keramaiannya, juga dikarenakan kami sering berhenti menikmati kuliner kota yang terlewati. Saat itu kami jarang sekali melakukan perjalanan malam. Alasan utamanya adalah keeadaan jalan di tepi pegunungan perbatasan trenggalek dan ponorogo yang rawan longsor. Maka siang atau sore hari terasa lebih aman dan nyaman.Berbeda dengan saat ini. Kami berani melakukan perjalanan malam hari saat jam tidur anak-anak. Tujuannya tentuu agar anak-anak tidak terlalu capek. Ya walaupun harus merogoh kocek cukup dalam. Tak apa, jika waktu tempuh yang lebih singkat mampu menjaga mood dan stamina keluarga.

Di satu jam awal perjalanan, mobil kami dipenuhi celotehan dan polah tingkah anak-anak. Praktis tidak ada yang bisa aku lakukan selain mengawasi mereka agar tidak mengganggu ayahnya menyetir. Tak lama.. biasanya sebelum masuk tol surabaya, anak-anak sudah tertidur pulas. Di saat ini pula, biasanya saya juga tak kuasa menahan kantuk. Ikut tertidur. Suami saya juga sudah hafal dengan habit saya ini. Si Pelor, nempel molor.

Tapi malam ini berbeda. Saya mempunyai amanah untuk mengedit beberapa flyer acara. Kebetulan saya ikut panitia, sie HPD untuk acara milad kolaborasi 6 regional IP. Entah kenapa hari ini rasanya bersemangat sekali. Mungkin karena tim kami berhasil mengumpulkan banyak sponsor. Jadi membuatku tak sabar menjejer logo mereka dalam flyer acara kami.

Awalnya aku berniat mengedit tiga flyer saja. Toh rekan setimmu berpesan, kalau mata sepet kepala pusing ngedit flyer stop aja mbak. Lanjut besok. Jadi sepertinya tak harus selesai malam ini.  Entah kenapa setelah 3 flyer selesai rasa kantuk tak kujung datang. Akhirnya aku buka link fliyer selanjutnya di canva grup kami. Flyer ke empat selesai. Flyer kelima selesai. Sampai akhirnya 6 flyer berhasil aku edit sebelum sampai rumah.

Jam 11.30 kami sampai rumah dan entah kenapa rasa kantuk tak juga menyapa. Setelah bersih-bersih diri dan merapikan barang bawaan kami, ku putuskan saja menulis ini. Hanya sebagai pengingat bahwa aku pernah melakukan perjalanan malam dari malang sampai ponorogo tanpa tidur. Karena itu adalah prestasi tersendiri, hehehhe. Apalagi waktu diperjalanan bisa dihabiskan untuk hal-hal yang produktif. Kasih piala dong.. wkwkkwk

Uncategorized

Gara-gara setor tulisan

Kemarin saat setor tulisan melalui media blog, sempet share link tulisan tersebut di WA status. Walau durasi share nya tidak lama, karena masih minder kalau tulisan dibaca orang lain. Masih banyak typo nya. Lupa swasunting dulu sebelum publish. Ternyata walau sebentar sudah ada beberapa teman yang “mengintip” tulisan saya kemudian mereka membaca dan meresponnya. 

Satu diantara teman yang merespon adalah teman sebangku saat SMA. Kami lumayan lama tidak mengobrol panjang lebar. Tapi gara-gara tulisan yang saya share kemarin kami bisa ngobrol panjang kali lebar sama dengan luas, kalau kali tinggi sama dengan volume ya bund, Xixiixi (sekalian ngapalin rumus).

Sejak SMA teman saya ini sudah hobi menulis. Dia punya blog yang aktif. Setelah kami berpisah beliau juga sudah menerbitkan buku melalui penerbit mayor. Kabar terbaru adalah bahwa beliau bekerja sebagai copywriter dan marketing di suatu perusahaan besar.

Tak mau kehilangan momen, saya pun mencoba bertanya bagaimana caranya menjadi penulis yang baik. Bagaimana bisa “bercuan” dari menulis. Walau di IP sendiri banyak pelatihan atau WS dengan tema serupa. Tapi ngobrol sama teman rasanya kaya les privat gak sih? hehehhe. Bersyukur punya teman yang tidak pelit ilmu, dan mau berbagi pengalaman.

Untuk menjadi copywriter misalnya, beliau menjelaskan bisa dimulai dengan branding diri dulu. Menulis beberapa riview di blog, kemudian nyetatus kalau menerima job copywriting. Olshop dan perusahaa  yang butuh bisa menghubungi dengan status freelancer, atau bergabubg dengan sribulancer. Nah sribulancer ini lah adalah istilah yang baru saya dengar. Cuss main surfing ke google. Ternyata sribulancer adalah web yang menghubungkan antara freelancer dan dan mereka yang membutuhkan jasa freelancer. Ngobrol sama orang yang berilmu memang penuh manfaat ya? sebentar saja rasanya kaya ada penerangan langkah apa yang bisa diambil jika benar-benar ingin berkecimpung dan mencari tambahan rizqi dari dunia penulisan ini. 

Langkah awal yang akan saya ambil adalah banyak menulis. Branding melalui tulisan, riview, dan testimoni di blog. Barulah nanti mendaftar di sribulance jika sudah benar-benar siap. 

Terima kasih KLIP, karena dipaksa setor jadi punya bahan obrolan dengan teman yang berilmu. Hehhehe

Uncategorized

Wisata Kuliner Mie Karso, Malang

Mie karso atau lebih dikenal dengan mie jogja. Menurut saya memiliki ciri khas mie kuning yang tebal dan lembut. Dibanding mie-mie lain, sepertinya mie karso memasukkan lebih bayak telur ke dalam adonan mie kuningnya. Selain itu pemiliknya mungkin sengaja memakai bahan baku dengan kualitas terbaik. Sehingga “mie” nya saja sudah terasa spesial, apalagi jika dipadupadankan dengan bumbu yang sedap.

Selain mie dan racikan bumbu yang pas. Toping ayam yang besar dan telur yang melimpah menjadi kemewahan hidangan yang tersaji untuk konsumennya. Satu lagi, porsinya juga gak main-main. Banyak untuk ukuran perut normal, hehehehe.  Tak jarang minuman yang sudah dipesan tak kuasa dihabiskan karena  perut sudah kekenyangan.

Setting dengan dapur terbuka membuat pembeli bisa melihat secara langsung proses pembuatan. Sekaligus memungkinkan kita untuk melihat kehigienisan dari tempat memasaknya. Dapur terbuka ini mungkin juga merupakan salah satu strategi marketing agar harum masakan bisa menyebar kemana-mana. Membuat asam lambung menunaikan tugasnya, menggugah selera makan!

Dari segi menu, menurut saya mie karso memiliki menu yang lumayan banyak. Selain mie godog dan mie goreng yang merupakan favorit keluarga kami. Ada pula mie kocok, kwetiau, ifumie, aneka nasi goreng, dan aneka olahan bihun. Harganya kisaran 22K sampai 29K. Tidak bisa dibilang mahal untuk rasa dan porsi yang ditawarkan. 

Disamping semua kelebihan yang ditawarkan, saya memiliki beberapa catatan. Lantainya terasa licin, dan mejanya memiliki sudut yang tajam. Hal ini menjadi catatan karena saya membawa anak kecil dan balita. Jadi yang kesana bawa balita ekstra hati-hati dan perhatian ya. Jangan sampai terpeleset kaya anak saya, hehehhe

Diluar catatan kecil itu, mie karso worth it banget untuk dicoba. Warga malang tak perlu jauh-jauh ke jogja jika ingin menjajal mie khas jogja ini. Kita bisa berkunjung mulai jam 09.30 sampai 22.00 WIB. Lokasinya ada di jalan tengger No 2 Kauman Malang. 

Hhhmmm.. jadi lapar ni, nulis sambil membayangkan mie godog hangat di suasana malang yang dingin.

Uncategorized

Ku Namakan Resolusiku “Harapan”


Momen pergantian tahun, sepertinya memang momen yang ideal untuk melakukan perubahan. Aku pun memiliki beberapa harapan untuk perbaikan diri. Satu diantaranya adalah menata finansial, hal yang paling malas aku lakukan. Pie igak males, belanja ke kang sayur aja jarang banget tanya harga, wkwkwk. Paling tidak bisa menjawab saat ditanya harga-harga, padahal setiap hari belanja.

Kebiasaan ini didukung kebiasaan suami yang juga sama, wkwkwkwk. Sehingga keuangan bulanan kami tidak terdeteksi. Berapa biaya operasional rumah selama sebulan juga tidak diketahui. Gawat gak sih?

Ikhtiarku adalah mulai melihat-lihat teman-teman yang belajar journaling budgeting, membeli buku budgeting, dan menuliskan beberapa harapan terkait budgeting. Agak lucu sih ya persiapannya beli buku budgeting, hihihi. Mikirnya dengan memakai buku yang imut dan penuh warna bisa menambah motivasi untk konsisten mengisinya. Tersebab belum tahu benar biaya operasional rumah selama sebulan, maka rencanaku adalah menuliskan pengeluaran harian dulu. Namun apa mau dikata, tahun baru tiba tak juga kutuliskan pengeluaran harian. lalu apakah setelah momennya terlewat aku akan mengurungkan niat? bismillah.. ku coba untuk memulai walau bukan dari tanggal 01. Tujuan utamaku agar kami tau berapa pengeluaran kami, dan aku bisa merencanakan investasi pribadiku. Walaupun suami sudah memulai investasinya terlebih dahulu, tapi untuk belajar investasi ala suami, rasanya ibu 2 anak ini tak sanggup mengikuti. hehehe

Awalnya aku menyamankan diri, dan berlindung dibalik kalimat “Pembukuan uang bukan bidang, passion, dan sesuatu yang aku nikmati saat menjalaninya. Walau sering kali mengikuti materi dengan tema “manager keuangan keluarga” yang diadakan oleh Ibu Profesional, niat itu tak kunjung timbul. Sampai suatu hari pengeluaran kami sangat besar, dan kami tidak menyadari detail dari pengeluaran tersebut. Bertepatan dengan menyimak obrolan teman di wag yang membahas investasi pribadi, rasa-rasanya akuharus keluar dari zona nyaman tempatku bersembunyi. Mulai mencatat dan kemudian mengatur, sebelum akhirnya menjadi manager keuangan keluarga. Semoga dengan menuliskan niat awal dan langkah awal disini, membuat saya semakin termotivasi untuk konsisten sampai bisa menjadi manager keuangan keluarga.

Uncategorized

Aku dan Tik-Tik

Kenapa mengapa para dokter, ustad, psikolog, dan para ahli (dibidang masing-masing) berlomba-lomba membuat konten di tiktik?

Bukankah ada sarana lain untuk menyampaikan edukasi kepada masyarakat?

kenapa harus tiktik yang kalau iklannya lewat di you tube “menonjolkan” cewek goyang-goyang, atau cewe pamer aurat?

Sampai timbul keresahan di hati saya, bagaimana kalau iklan itu lewat juga di you tube suami? bahkan yang gak niat punya akun tiktik pun disuguhi si cewek seksi goyang-goyang. Gratisss. Tanpa effort. Sungguh berat godaan bapack-bapack menjaga pandangan di zaman ini.

Keresahan lain adalah tentang bagaimana remaja-remaja yang saya kenal lebih banyak menghabiskan waktunya untuk ngonten tik tok. “Masalah tugas mah bisa ditunda, tapi goyang tik tik yang utama.” kan miris! Apalagi melihat influencer yang mereka ikuti, aduh ampun! Isinya kalau gak goyang-goyang ya tutorial uwu-uwuan padahal usia masih belasan.

Akhirnya saya sampai di fase ini. Mengambil hikmah dari hal yang membuat saya resah. mencoba menggali sisi positif walau mungkin sedikit naif.

Momen itu…

Saat seorang teman bercerita kepada saya tentang masalahnya. Menurut saya, saya memberikan solusi yang saya harap bisa meringankan. saya sertakan sumber ilmiah sebagai pendukung solusi saya. Tetapi ternyata solusi saya tidak bisa ia terima. Tak lama kemudian, dia mengunggah konten tiktik yang berisi “quote ala-ala”. Quote yang seakan-akan ditulis ahli medis, padahal isinya bertentangan dengan prinsip “kemedisan” itu sendiri. Ahhhh… analisaku kalah sama tiktik. Tapi ya sudah lah ya, toh saya juga bukan ahlinya. bisa jadi yang di tiktik itu kebenarannya lebih bisa dipercaya, walau gak ada data dan sumber ilmiahnya.

Titik itulah yang akhirnya membuat saya paham.

Kenapa Dokter harus membuat konten yang menarik di tiktik? Karena tidak sedikit netizen yang meminta diagnosa ke sana.

Kenapa ustad harus membuat konten yang menarik hati? Karena banyak orang mencari Nasehat kesini.

Kenapa konsultan pernikahan rela bersusah payah membuat konten dan konsisten mengunggah? Untuk menyelamatkan rumah tangga dari konten-konten yang malah memperkeruh masalah. Seolah memahami satu pihak, padahal sedang menyudutkan pihak lainnya. Bukan tambah selesai malah semakin keruh. Parahnya, ketika hobi kita adalah menyimak apa yang ingin kita baca saja. Istri menyimak kewajiban suami, menyimak bagaimana suami harus memperlakukannya. Semakin bertambahlah keluhan istri kepada suaminya. Bukan bersyukur, malah jadi istri yang kufur. Naudzublillah… Tau banget buk? iya.. pengalaman sih.. hehehe.. untung sekarang sudah mulai tobat. baru mulai sih, wkwkwkkw. Minimal mulai menyimak kewajiban-kewajiban istri. Mulai menyimak hak-hak suami.

Tapi saya nyimaknya bukan di tiktik, belum punya niat mengunduhnya. Toh juga bukan ahli apa-apa untuk bisa membuat konten yang bermanfaat, hehehehe.

Uncategorized

Malam Satu Suro

Warning!

Tulisan ini tidak mengandung cerita  horor, hihihi😅

Di kota saya, Ponorogo. Malam tahun baru islam lebih dikenal dengan Malam Suro. Dengan latar belakang kota yang sangat memperhatikan budaya dengan aneka mistisnya, maka malam satu suro adalah malam yang istimewa di ponorogo.

Untuk saya pribadi, terasa istimewa karena dulu saat saya masih kecil malam satu suro dimanfaatkan keluarga mbah dari ayah untuk berkumpul bersama. Rame, seru! Melihat orang-orang rela berdesakan naik truk untuk pergi ke alun-alun. Jumlah truknya pun tidak hanya satu, dua. Puluhan bahkan mungkin sampai seratus. Terlihat dari parkiran yang sampai jauh sekali dari pusat keramaian.

Kebetulan rumah mbah tidak jauh dari alun-alun kota. Pusat perayaan malam suro selain di  batoro katong, juga terpusat di alun-alun. Jadi kebayang kan serunya di rumah mbah malam itu.

Biasanya di alun-alun digelar festival Reog, kembang api, dan acara-acara pendukung yang lain. Sedangkan, siang harinya ada karnaval budaya. Dimana mobil-mobil berubah menjadi bermacam bentuk. Mulai dari bentuk merak, sampai bentuk kraton kerajaan. Mobil-mobil unik itu mengusung kakang dan senduk yang mengenakan berbagai baju daerah. Anak-anak, remaja, beserta orang tua, semua memadatai pinggiran jalan. Antusias menyaksikan.

Sumber gambar antara news

Dari sekian kali menyaksikan karnaval, hal yang paling terukir di memori saya adalah saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu, ibu masih menemani hari-hariku. Setiap melihat karnaval, jajanan favorit kami adalah bakpao rasa kacang hijau. Walaupun berjajar puluhan penjual. Tapi kami setia kepada si bakpao. Dulu, belum ada bakpao keliling di desaku. Jadilah bakpao hanya bisa ditemui di kota saat ada keramaian.

sumber gambar cendana news

Sampai sekarang, memori itu yang hadir ketika bakpao menyapa lidah.  Hehhehe

Kembali ke Malam Suro, kata bapak di malam itu orang-orang terbiasa begadang semalam suntuk. Konon, jaman dahulu setiap malam suro banyak anjing berkeliaran. Suro itu sendiri adalah singkatan dari “aSU moRO”, yang artinya “anjing berkunjung”. Jadi orang-orang bangun dan siaga agar tidak diserang anjing liar.

Untuk ritual mistis yan sering dilakukan berupa larung, cuci keris, dll. Saya tidak pernah menyaksikan. Jadi tidak bisa cerita deh. Hehhehe

Kalau penasaran dengan festival Reog, dan karnaval suro-nya ponorogo bisa dicari di you tube. Siang ini pun kami menyaksikan karnaval suro via you tube, sebagai pengobat kangen dan mengenalkan beberapa adat ponorogo kepada anak-anak saat screen time.

Ponorogoku, tempat pulang paling nyaman yang selalu kami rindukan. Lekas membaik kampung halaman. Kita karnaval lagi setelah covid pergi.

Selamat Tahun Baru 1443 H.

Kalau daerahmu, ada apa di tahun baru hijriyah?