Saya adalah orang tua dengan dua anak balita.
Tahun ini si kakak, sudah masuk TK.
Memang kemarin selama pandemi, niat memasukkannya ke play grup kami urungkan. Selain karena awal pandemi, alasan lebih besarnya adalah si adek yang pada fase merangkak, berdiri terhuyung-huyung, dan belajar berjalan. Rasanya kok “awang-awangen” kalau harus menemani kakak daring terjawadwal. Belum lagi banyaknya curhatan bersliweran tentang keresahan orang tua membersamai anak sekolah dari rumah. Banyak ngeluhnya dari pada senengnya (yang nyampe telinga saya sih).
Setelah lebih dari setahun, keadaan bumi mulai membaik. Saya sempat optimis bisa sekolah luring di awal pembelajaran kakak .
Sudah sempat sounding, briefing, bahkan role playing. Bagaimana berangkat sekolah, salim bu guru, duduk dibangku, dll.
Lha kok ndilalah, angka covid meroket lagi. Sudah bisa dipastikan, sekolah daring adalah salah satu aturan pembatasan.
Bismillah..
Tanggal 11 Juli, sehari sebelum pembelajaran. Sekolah mengirimkan alat dan bahan belajar untuk seminggu melalui pak kurir.
Alhamdulillah.. kegiatan seminggu awal adalah kegiatan yang biasa kami lakukan di rumah. Mewarnai, membuat topeng, dan cooking class adalah hal yang semuanya disukai fadhil.

Hari pertama fadhil antusias. Nampak malu-malu berkenalan dengan bu guru dan teman-teman. Malu-malu saat berdoaa dan menyanyi. Perasaan mamanya, alhamdulillah hari pertama yang menyenangkan. Kalau ada sedikit kendala teknis, adalah suara bu guru yang tenggelam oleh celotehan anak-anak. Yang seru dan rame itu… hehehehehe
Di hari pertama ini saya benar-benar menjaga mood fadhil sebelum mulai daring. Sesaat sebelum daring, adek menumpahkan susu kakak+memecahkan gelasnya. Rasanya kudu teriaaaakkk.. udah jam mepet, ada aja kejadian. Sempat terlepas sih, aduh kenapa minumnya diatas meja.. biasanya kan di bawah. Untung bisa nge rem. Inget kalau pagi ini hari pertama fadhil sekolah. Sabar.. sabar…
Malam harinya, saya sudah sounding kalau besok kegiatannya mewarnai sekolah. Kakak mau sekolahnya warna apa? Warna pelangi mama! Oke.. boleh..
Alhamdulillah besoknya juga aman tanpa drama. Biar ada yang bisa diceritakan tak cari-cariin dramanya.. hahhaha
Dramanya saat mewarnai adalah, ada petunjuk awan diwarnai biru. Dia g mau dong… katanya awan itu warna putih mama, yang biru itu langit!
Saya bebaskan fadhil semaunya. Karyanya adalah 100% persen buah tangan dan otaknya. Biarlah terlihat paling tak rapi, paling aneh perpaduan warnanya. Itu lah karya fadhil apa adanya sekarang. Biar nanti jadi kenangan. Pun kalau dia tidak mau mengerjakan akan saya biarkan, paling saya bilang ya udah berarti gak dapat nilai dari bu guru ya (O iya, untuk nilai ini memang saya sering memberi bintang saat dia mengerjakan worksheet. Jadi sudah faham konsep nilai).
Alhamdulillah ketemu sekolah yang konsepnya mendidik tidak bisa mendadak. Dua minggu ini tidak ada tugas neko-neko yang susah dilakukan anak. Karena anak memang harus bahagia belajar dulu, baru bisa cinta.. ye kaaan…




