Uncategorized

Membuat jus alpukat

Rencana :

Hari ini adalah hari hari pertama kami pulang ke malanh setelah liburan panjang. Di saat seperti ini, mas fadhil masih rewel teringat rame dan asyiknya di kampung halaman.

Kebetulan ada family project untuk menjadi sahabatnya. Agar tidak bosan main di rumah berdua saja dengan adeknya.

Family project kali ini adalah : membuat jus alpukat

Waktu pelaksanaan : saat adek tidur

pembagian kerja ,

Mama: memberi instruksi

Fadhil : eksekusi

proses awal

Aktualisasi dan kendala

  1. proyek membuat jus dilakukan berdua sesuai dengan rencana.
  2. Fadhil mulanya antusias, sedikit hampir frustasi saat menyendok “daging” alpukat terlalu besar sehingga sulit. Saya arahkan untuk melakukannya sedikit demi sedikit dan memintanya untuk bersabar
  3. Saat proses menyendok gula, mas fadhil selalu ingin memasukkan gula ke mulutnya. Fadhil penggemar manis yang terlanjur karies🙈
  4. fadhil bisa mengambil air dari galon dan menuangkannya di wadah blender
  5. Pada saat membawa bahan ke mesin blender fadhil tidak mau dibantu. Maunya pasang sendiri, tapi memang memasang blender pas pada mesinnya bukan hal yang mudah untuk anak seusianya. Jadi saya msaya memaksa membantunya
  6. Fadhil antusias dengan hasilnya, dia langsung minta icip.
  7. Saat saya tanya ini jus buatan siapa?dengan gembira dia jawab faadhil dan mama. Tapi fadhil yang banyak, mama yang sedikit🤣
proses menuangkan gula
proses mengambil daging buah alpukat
proses menambahkan gula

Refleksi

Alhamdulillah family project hari ini cukup menghibur fadhil yang masih kangen kampung halaman. Fadhil suka bisa melakukan dan mdan menghasilkan sesuatu. Saat ayahnya pulang dengan bangganya dia memberi tahu “ayah aku bikin jus alpukat lhoooo”

Emoticon untuk hari ini😍

100 untuk hari ini.. semoga esok hari fadhil antusias lagi untuk beesenang-senang dengan family project yang sdh mama siapkan. Semoga hidung mampet mlm ini segera lenyap ya kak❤️

#harike5

#tantangan15hari

#zona3esqdaneq

#pantaibentangpetualang

#institutipbuprofesional

#petualangbahagia

Uncategorized

Main ke sawah akung

Rencana

Membawa nadhira dan fadhil jalan-jalan ke sawah akung.

Waktu pelaksaan siang: agar tidak terlalu becek

Sie konsumsi : mama (membawa cemilan) dan fadhil (membawa botol minumannya)

aktualisasi dan kendala

kami berangkat agak sore karena siang hujan. Awalnya fadhil nadhira bersemangat. Namun ditengah perjalanan fadhil terkena lumpur, dan ternyata sifat jijikannya blm hilang. Dia minta segera dibersihkan. Kami memintanya bersabar sebentar dan mencari sumber air. Nadhira juga tidak mau turun dari gendongan.

Refleksi

Cemilan yang dibawa kurang banyak karena anak tetangga akhirnya banyak yang ikut.

Mengenalkan fadhil dan nadhira dengan alam memang penting. Tapi kami harus ingat untuk tidak memaksanya. Walaupun hanya sebentar, karena fadhil merajuk mengajak pulang. Tapi rasanya hari ini cukup menyenangkan.

Perasaan 80% mencapai kebwrhasilan🤗

#harike4

#tantangan15hari

#zona3kecerdasanspirituaemosional

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Uncategorized

Memberi Makan ayam peliharaan uti

Mohon maaf, sepertinya saya lebih nyaman menulis dari pada mengedit foto🤣

Family project kami dihari ke-3 adalah memberi makan ayam di rumah uti.

Semenjak dulu fadhil sudah suka dengan berbagai jenis hewan, salah satunya ayam. Jelas saja saat dia pulang, dia rajin membari makan ayam karena dimalang sulit kami menjumpai ayam di perumahan kami. Si adek juha sedang masanya antusias bermain dengan beras. Jadi inilah rencana kami.

Rencana

koleksi pribadi

nama kegiatan : memberi makan anak ayam

Waktu pelaksanaan : pagi

Tempat : disamping rumah uti (di tempat biasanya ayam berkumpul)

Uti : sie logistik

Mama : sie dokumentasi

Pelaksana : adek nadhira dan mas fadhil

Aktual dan Kendala

rencana berjalan sesuai jadwal yaitu dipagi hari. Uti menyiapkan sisa-sia beras kecil yang didapatkan saat membersihkan beras (tapen)

Anak-anak antusias, bahkan nadhira yang masih malu-malu belum mau ikut uti jadi mau mendekat dan ikut menaburkan beras ke kerumunan ayam. Bonusnya adalah stimulus sensory untuk nadhira.

Kendala: tidak ada.

Koleksi pribadi

Refleksi

Membuat proyek yang melibatkan semua sahabat kecil di rumah memang terasa lebih mudah saat mereka menyukai kegiatan dalam project tersebut.

Hikmah yang didapat kali ini, anak-anak membentuk bonding dengan uti yang lama tak mereka temui. Anak-anak belajar menyayangi kepada makhluk Allah, bahwa ayam juga perlu makan.

koleksi pribadi

Demikian cerita family project hari ini. Sampai jumpa esok hari 2 sahabat kecilku. Kita main disawah yukk😘

#harike3

#tantangan15hari

#zona3kecerdasanemosionalspiritual

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Uncategorized

Pantulan warna diri

15 hari tantangan komunikasi profuktif, tentu meninggalkan kesan tersendiri dihati saya.

Saat menghadapi anak, yang paling membekas diingatan adalah “saklar emosi” berfikir akibat sebelum merespon dengan emosi. Kemudian, meggunakan pilihan, personifikasi, dan mmenyampaikan info dengan KISS.

Komprod dengan pasangan harus cari sikon yang tepat, intonasi yang tepat, sampaikan solusi dan apa yg kita inginkan.

yang paling PR sampai sekarang adalah komprod dengan diri sendiri. Karena ternyata malah diri saya sendiri yang paling susah diatur. Bismillah.. semoga 15 hari kemarin tak cuma terlewati saja, tapi menjadi awal dari pembiasaan kedepan.

Kuning cerah untuk komprod dengan anak, biru muda untuk komprod dengan suami, dan abu-abu untuk komprod dengan diri sendiri. Abu-abu yang semoga segera menjadi putih agar siap diwarnai dengan warna cerah berikutnya

Uncategorized

Bolehnya untuk…

Sesuai rencanya hari ini saya akan mulai berkomunikasi tentang reflek memukul si kakak. Entah dari mana ia dapat contoh memukul ini. Sependek ingatan saya, saya tidak pernah memukulnya. Ayahnya pun tidak. Entah dari tontonan atau dari lingkungan atau mungkin inborn talent. Yang jelas reflek ini harus segera diperbaiki.

Selain melalui buku dan cerita ala emak sebelum tidur. Kali ini saya mencoba cara yang menurut saya akan efektif, karena mkarena menginformasikan apa yang boleh dan dan tak boleh. Cara ini terinspirasi dari buku anak.

Berikut ini yang saya lakukan.

Saya pegang pergelangan tangannya dengan lembut.

Kemudian saya berkata

“ini tangan mas fadhil. Bolehkan memukul adek?”

“Oo.. tidak boleh”

“bolehnya memukul kasur sampai bersih”

Kemudian saya lepas tangannya. Dia cengar cengir aja.. saya pegang lagi dan mdan mengulangi dialog yang serupa tapi tak sama.

“ini tangan mas fadhil”

“bolehkah memukul adek?”

“Oo tidak…”

“Bolehnya bermain mobil-mobilan”

Saya lepaskan lagi tangannya, untuk kkemudian saya pegang lagi dan dan melanjtkan dialog

“ini tangan mas fadhil”

“bolehkah memukul teman?”

Kali ini dia ikut menjawab

“ooo tidak boleh”

kemudian dia mulai mengarang

“bolehnya mainan stegosaurus”

Tanpa diduga dia memegang tangan saya dan bdan berkata

“ini tangan mama, bolehkah mmemukul adek? Ooo tidak boleh. Bolehnya.. mmm.. mmm.. apa ya.. bolehnya memasak mama”

Wkwkkw…. Alhamdulullah..

semoga komunikasi hari ini bisa memperbaiki dan mengurangi reflek memukulnya.

5 bintang untuk hari ini. 5 bintang karena Menyampaikan dengan jelas dan menyenangkan. Dengan contoh yang real, dan mengungkapkan apa yang kita ingin untuk dilakukan si kecil.

Sedikit cerita tentang sifat tak mau kalahnya, alhamdulillah hari ini dia bermain balapan dgn temannya. Putaran pertama dia menang. Dia merayakan kemenangannya. Putaran kedua dia kalah. Diluar dugaan saya, dia tidak tantrum, dia tidak minta menang, malah bilang ke temannya “kamu menang ya mas rizky, selamat ya”

Ya Allah.. nyeess… Alhamdulillah.. semoga istiqomah dan bertahan ya nak.. semoga mama dan ayah juga istiqomah menjadi pendengar yang baik untuk semua cerita, ceramah, ovehan, dan gurauanmu.

Uncategorized

Hari kesebelas yang indah. Saking indanya, saya sampai lupa menyetrokan temuan saya hari ini.

Di hari ke 10 saya berencana untuk membiarkan anak-anak melakukan apa yang mereka inginkan. Mandi, makan, dan melakukan hal lain dengan kesadaran. Dengan bahagia.

Pagi hari, si kakak mandi tanpa drama karena memang bak mandinya baru. Dapat hadiah dari rekan ayahnya. Tak sebesar kolam, tapi lumayan untuk main renang-renangan. Makan pun tanpa drama, karena saya putuskan untuk menunggunya merasa lapar. Agak siang memang, tapi tetap 3x sehari.

Tak banyak terjadi drama dengan adeknya, karena ayah libur. Mas Fadhil dengan ayah, dan adek Nadira dengan mama. Sorenya kami mengajak bersepeda di jalan besar perumahan yang tak begitu ramai. Malamnya, mereka segera tidur karena mungkin letih bersepeda.

Alhamdulillah untuk hari ini.

Uncategorized

Tidak Mau Kalah

Ini adalah temuan hari ke-7. Kenapa tak kunjung dikumpulkan? Karena saya mencari referensi apakah respon yang saya tunjukkan salah? Bagaimana sebaiknya komunikasi untuk mengatasi situasi seperti itu? Saya baca beberapa buku referensi parenting tapi sampai hari ini saya belum benar-benar menemukan formula yang benar untuk menghadapi kejadian tersebut.

Jadi, di hari ke-7 itu fadhil bermain dengan teman-temannya di jalan depan rumah. Mereka bermain balapan. Ada yang lari dan ada yang bersepeda .Fadhil berlari. Karena saya belum izinkan dia bersepeda di jalan depan rumah yang meruapakan turunan tajam. Saya takut dia belum bisa nge-rem, karena bisa bersepeda juga belum lama. Diantara sekumpulan anak itu Fadhil memang paling muda usianya, beberapa kali main bersama mereka memang “tidak cocok”.  Sering berakhir dengan menangis. Pun yang terjadi hari itu. Fadhil balapan dan tidak mau kalah. Dia ngotot dia lah pemenangnya. Temannya tentu tidak terima, karena memang fadhil kalah.

Saat dia menangis saya keluar, memanggil, dan memeluknya. Saya tanya apa yang terjadi. Fadhil bercerita sambil menangis bahwa mereka balapan dan fadhil kalah.

 “Fadhil menangis karena fadhil kalah?”Tanyaku.

Dia tidak menjawab. Meneruskan tangisannya. Untung saat itu si adek sedang tidur, jadi saya bisa memeluk fadhil untuk menenangkannya. Fadhil terus saja menangis dan tangisannya menjadi-jadi.

Saya konfirmasi kembali perasaannya,” fadhil sedih ya.. fadhil kecewa karena kalah balapan.”

 Dia mengangguk. Tetap menangis.

Kemudian saya ingat reflek tangannya ketika kecewa adalah memukul. Mungkin dia menangis karena merasa bersalah sudah memukul temannya. Kemudian saya tanya,

 “fadhil tadi mukul teman?”

Dia menjawab “iya, tapi gak kena”

“ooo.. fadhil merasa bersalah sudah memukul teman?”

Tanyaku berusaha memahami apa yang dia rasakan.

“Tapi g kena ma”

Dia tetap menangis sampai sesengukan.

Kemudian aku juga teringat, dulu temannya pernah memukul fadhil, Kemudian aku bertanya

“fadhil tadi kena pukul teman?”

“iyaaaaaa… jawabnya berteriak sambil menangis”

“dimana kena pukulnya, Sakit?”

“disini ma..” jawabnya sambil menunjuk bahu.

“ wes gak apa-apa, sini mama obatin” ku obati dengan menciumnya.

Akhirnya tangisnya agak mereda, dan sepertinya berubah menjadi kantuk. Sesekali dalam tidur siangnya dia sesengukan, menangis dalam mimpi. Mimpi menangis. Bangun tidur alhamdulillah ada teman lainnya main ke rumah, teman yang “sering cocok”. Jadi benguntidur dia ceria, tak mengingat lagi tangis hebohnya sebelum tidur.

Malamnya aku bercerita kepada ayahnya apa yang terjadi hari ini. Lalu kami pun bermain peran, berkompetisi dengan fadhil. Fadhil memang tak mau kalah. Dia selalu merajuk, dan memohon dia lah yang menang. Saat fadhil menang kami mencontohkan untuk berjiwa besar, memberi selamat kepada pemenang.

Aku kemudian bertanya,

“ayah gimana rasanya kalah?”

kemudian ayahnya menjawab

“gak apa-apa mama, biasa aja. Kadang menang, kadang kalah. Its oke” begitu ayah memainkan perannya.

 Kami berharap fadhil siap menang dan siap kalah. Disaat yang bersamaan aku juga ragu, benarkah yang aku lakukan ini? Tidakkah aku membunuh jiwa kompetisinya?

Arrggghhhh.. bagaimana yang benar???

Sebelum tidur, aku mengajaknya bercerita tentang hari ini. Akupun memeberitahunya untuk meminta maaf karena telah memukul temnnya, ya walaupun tidak kena. Tapi kemungkinan fadhil dulu yang memprovokasi karena tidak terima kalah.

Esok harinya dia minta maaf, dan kembali bermain. Kali ini aku mengawasinya dari jauh. Ternyata kronologisnya dalah garis finish yang difahami fadhil lebih jauh dari teman-temannya. Saat teman-temannya sudah berhenti, dia berlari sendiri dan dia klaim bahwa dirinya lah sang pemenang. Lucu bukan???

Kali ini aku gamang menilai diriku sendiri. Salah atau benar pola komunikasiku. Benar atau salah untuk jiwa kompetisinya.

Uncategorized

Menyimak Ocehan Balita

Bismillah.. ini adalah lanjutan dari cerita kenapa fadhil tak mau kalah. Bagus untuk jiwa kompetisinya, namun saya rasa bisa mengganggu awal kehidupan sosialisasinya. Saya takut dia akan dijauhi teman jika mau menangnya sendiri.

Alhamdulillah ketemulah dengan jawaban dari Ayah Edi, salah satu tokoh parenting indonesia yang saya kenal lewat bukunya. Dalam bukunya ayah edi menjawab pertanyaan untuk mengatasi anak yang menang sendiri. Mungkin tak sekedar mengatasi, tetapi menggali akar dari masalah perilaku tersebut.

salah satu kemungkinan penyebab anak yang mau menang sendiri adalah merasa kurang didengar di rumah. Bismillah.. saya mencoba berbicara kepada diri sendiri dan berdiskusi dengan suami. Apakah iya kami kurang memperhatikan saat fadhil bicara?

Sebagian hatiku bersikeras aku sudah sebisa mungkin mendengarkan fadhil. Tapi aku harus jujur. Jujur jika berbuat kekurangan, dan sadar untuk mau merubahnya.

Fadhil memang tipe anak laki-laki yang suka berbicara, suka bercerita, terkadang saat kami sedang belajar mengaji, mengerjakan worksheet mas fadhil malah mengajak cerita tentang dino lah, hewan lah, dan topik-topik kesukaannya yang tak nyambung dengan kegiatan kami. Di saat seperti itulah saya sering menyela bicaranya, saya minta dia fokus.

Kali lain saat saya sedang meninabobokkan adeknya, dan fadhil berbicara maka saya memintanya tenang agar adek segera tidur.

Ternyata memang salah saya😢

Hari ini aku memulai untuk lebih mendengar dan dan merespon dengan baik saat dia bercerita. Saat adek mau tidur pun, ternyata adek tidak terganggu mendengar ocehan kakaknya.

Saat kami beraktifitas bersama, kebetulan semua kegiatan adalah hal yang disukainya. Mulai dengan bermain memindah cairan dengan corong, membekukan air yang didalamnya ditaruh hewan, hingga malamnya membuat ornamen dino. Semua dia sukai sehingga ocehannya nyambung dengan kegiatan kami. Aku berusaha mendengar dan merespon cerita-ceritanya. Sesekali mangucap waahh.. mas fadhil tau ya..

Koleksi pribadi

Sebelumnya bukan sama sekali saya saya tak mau mendengar ocehannya. Salah satu ritual sebelum tidur adalah momen saya mengajaknya bercerita “tentan hari ini”. Saya mendengarkan dia bercerita. Tapi baiklah, saya akan memperbaikinya. Lebih banyak mendengar sepanjang hari tentang celotehannya.

Semoga keterampilan untuk mendengar ini bisa saya tingkatkan dan fadhil bisa mengurangi rasa ingin menang sendiri.

Lima bintant untuk hari ini. Untuk diri yang mau mengakui kesalahan. Untuk usaha lebih mendengarkan fadhil berceloteh. Padahal sebenarnya celoteh fadhil itu lucu sekali. Logatnya khas.. diksinya juga lumayan. Jadi anggap saja hiburan. Hehhehe

Uncategorized

Mabook WAG

Beberapa hari terakhir rasanya malas sekali buka hp. Kalau pun buka lebih untuk mencari hiburan. Padahak tugas,dan kewajiban lagi banyak-banyaknya. Saya emang suka gitu. Kalau ada lebih dari lima tugas, suka ruwet dulu ni pikiran.

Bismillah, kembali berbicara pada diri sendiri. Apa niat awal aku lakukan semua ini. Yang satu niatnya melayani, berbagi manfaat, yang lain mencari pengalaman, pembuktian diri, dan aada pula niat belajar disana. Tapi rasanya tak kuasa menghandle semua ini. Kalau aku terus-teruskan berpartisipasi dengan baik di semua grup, waktuku seharian bisa-bisa hanya untuk mencermati hp. Kadang mata dan kepalaku juga tak bersahabat. Pusing saat lihat HP.

Baiklah mari kita urai benang ruwet ini. Skala prioritas :

  • Kewajiban yang membuat bahagia
  • hal yang membahagiakan (jualan buku), membalas PM dari teman
  • Kewajiban yang tidak bisa diwakilkan
  • Buat jadwal untuk aktif dibeberapa grup secara bergantian. Buat jam online.
  • Turn off notification untuk grup-grup yang memang antara ada dan tiada tapi sungkan left (takut dicoret dari daftar keluarga besar🤭)

Rencana esok hari membuat jadwal tertulis tentang jam online, jam berkualitas untuk anak-anak, jam me time, jam pekerjaan domestik .

Jujur selama ini sering sekali saya membaca wa sambil ngelonin si adek.. begitu sadar, ada rasa bersalah di sudut hati. Rasa bersalah tidak memandang matanya, tak tak berinteraksi penuh kehangatan saat mendekapnya.

sering juga melihat hp saat menemani kakak bermain, sampai kakak bertingkah mencari penrhatian. Kadang bukan instripeksi, malah emosi.. lagi asik ngetik, si kakak adaa aja tingkahnya. Astaghfirullah.. banyak dosa mama sama kakak selama ini. Maaf y kak..

Pun ketika suami pulang, beliau beberapa kali mkali mengungkapkan keberatannya kalau saya terlalu asik mengamati chat percakapan. Maafkan aku suamiku.

Esok hari insyaAllah aku benahi semua ini.

3 bintang untukq karena me time ku pakai untuk refleksi diri, mengurai benang kusut, “take a bite” kata teman seperjuangan. Jika beliau membaca ini, terimakasih untuk support dan bersedia mendengar curhatan receh ala mama fadhil.

3 bintang karena eksekusi jadwal masih tertunda. Keburu malam, karena esok harus bangun pagi-pagi sekali.

Rencana esok berkomunikasi dengan diri sendiri untuk menetapkan mana yang penting dan mana yang kurang penting.

Uncategorized

Kesepakatan MPasi

Setelah kemarin gagal menerapkan komunikasi produktif untuk menyelesaikan masalah MPasi yang beberapa bulan ini membuat kami tak sepaham, akhirnya hari ini tercapai juga kesepakatan tersebut.

Berkaca dari pengalaman kemarin. Sebenarnya sebelum berbicara saya sudah melayaninya. Kemudian menyampaikan bahwa ini bukan untum menang atau kalah argumen. Ini untuk anak kita. Tetapi saya rasa ada kesalahan disana. Masih ada ego untuk pendapag saya. Saya merasa, saya yang lebih benar. Kemarin saya pun tidak mengifokan dengan measurements yang jelas.

Maka nalam ini saya berusaha membuka omongan, dengan sikap yang manis. Tanpa banyak basa-basi.

“ayah, sebenarnya menurut ayah berapa sendok makan takaran Mpasi untuk nadhira?”

Saya sampaikan juga apa yang saya tidak suka, dan apa yang saya harapkan.

“aku lo sebel, baru nyuapin dapat dua suapan udah diberhentiin. Seolah-olah salah gitu aku kasih makan anak”

Aku memberinya win win solution

“aku akan menyajikan Mpasi sesui saran takaran dari ayah, karena itu dari ayah jadi gak perlu lagi di “stop-stopin”.”

Beliau merespo dengan mengkonfirmasi porsi sebelumya. Dua sendok makan jawabku.

“Oke, kurangi 2/3”

“ya Allah ndadak kon ngitung pecahan yah?”

Bilang aja berapa sendok gitu gampangnya🤣

“Satu seperempat sendok makan”

“Baik.. Nasi/karbo satu seperempat sendok makan. Itu belum lauknya ya yah.. karena lauknya gak tak ssendoki biasanya”

“Iya deal! “

“oke deal, tidak ada lagi aku baru nyuapin dah di stop in ya”

pada hakikatnya, umur 11 bulan seharusnya 2 sendok makan (menurut anjuran nutrisi dari dokter anak). Aku akan tetap menunaikan janjiku 1 sdm karbo, dan mengakalinya dengan protein dan komponen lain 1 sdm lebih.. wkwkkw..

I love you ayah.. wkwkkw

Bintang untuk hari ini 5. Karena akhirnya masalah berbulan-bulan sudah ada titik temu. Tidak ada lagi sebel sama pasangan dalam percakapan.

Esok hari simpel saja. Aku ingin anakku bahagia tanpa tuntutan apapun. Biarlah mandi, makan, dan kegiatan lain mereka lakukan dengan kesadarannya. Turunkan level ideal untuk sehari. Bismillah.