Uncategorized

Pawon TigaLapan, Pawon pemersatu selera keluarga

Pernah gak sih buk ibuk pengen beli menu kesukaan, tapi anak-anak gak suka sama menu itu? Saya sering! Hihihihi

Saya adalah penggemar rujak petis, tahu tek, tahu telur, gado-gado, dan berbagai olahan dengan siraman saus kacang lainnya. Kebetulan anak-anak tidak terlalu suka saus kacang. 

Jadi biasanya kalau “jajan” saya ngalah ke selera mereka. Emak mah, sisa makanan anaknya aja dimakan. Apalah artinya kalau cuma ngalah menu makanan, heheheh. 

Kenapa tidak jajan dari resto berbeda? Kalau jajan daring sayang di ongkos kirim ya buk ibuk … Kalau jajan luring males mampir banyak tempat. Jajan daring, jajan luring, dah macam pembelajaran ya Mak … Hihihihi …

Anak-anak saya suka mie ayam. Teman sepaket yang biasa membersamai mie ayam adalah bakso. Paling banter ya mie goreng, mie rebus, dan mie-mie yang lain. Jarang sekali menemui depot mie ayam yang juga menjual tahu tek, rujak cingur, atau tahu telur.

Eh, ternyata keresahan saya tersebut kemudian terjawab oleh satu tempat makan. Pawon tigalapan namanya. Saya menemukan pawon ini dari status WA salah seorang teman. Ternyata oh ternyata, pawon tigalapan ini juga milik teman saya yang lain. Tambah semangat dong untuk mencoba. Produk olahan seseorang yang kita kenal akan terasa lebih aman. Pasti higienis karena apa yang beliau jual juga dikonsumsi oleh keluarganya. Jadi bisa dibilang pasti dipilihkan bahan baku yang segar dan berkualitas baik.

Saat “hari jajan” tiba, saya memesan melalui aplikasi go food. Menu yang saya pesan tentu saja tahu telur. Menu yang sudah lama saya rindukan.. hehehhe.

 Anak-anak?? Tenang, disini mereka bisa memilih menu ayam laos atau pangsit mie ayam.

Tak perlu menunggu lama makanan pun datang.  Pangsit mie untuk anak-anak berlimpah toping ayam. Gurihnya ayam selalu ikut di setiap sendokan. Anak-anak pun memakannya dengan lahap.

Bagaimana dengan ibunya anak-anak? Jangan ditanya lagi, itu tahu telur habis dalam hitungan menit. Saus kacangnya mantap, asinnya pas, manisnya pas. Konsistensi dari sausnya juga tepat. Kan Bete banget ya kalau dapet saus kacang yang kebanyakan air? Tenang di pawon tigalapan si saus ayam tak akan kekurangan air. 

Info tambahannya, pawon tigalapan bisa dipesan melalui go food, grab food, ataupun shoppe food. Pilih deh sesuai akun mu yang mana yang sedang promo. Wkwkkk

Lokasi juga jadi pertimbangan ya bu kalau pesan online gini? Lokasi “pawon” ini ada di singosari. Area singosari, karangploso, dan sekitarnya bisa banget ni dicoba. Recommended.

Uncategorized

Warung Wareg Mau Diviralkan?????

Warung Wareg, tempat makan yang menyediakan aneka masakan. Mulai dari olahan ikan, ayam, udang , terong, sampai sop iga sapi. Semua ada disini.

Di malang, Warung ini sudah beranak pinak. Alias punya banyak cabang. Sedari hamil fadhil dulu, kami suka berkunjung kesini. Kebetulan saya dan suami bukan tipe yang suka coba-coba tempat makan. Jadi kalau sudah cocok, ya dijadikan langganan.

Hari itu tanggal 02 januari 2022. Masih termasuk liburan tahun baru. Kami sekeluarga sengaja ke warung wareg cabang batu. Disebut juga cabang “wisata warung wareg”. Dinamai “wisata” mungkin karena fasilitas yang lebih beragam di arena playground, serta ada wahana kayuh angsa di danau buatannya. Disediakan juga tempat menginap untuk para pengunjung yang datang. 

Play Ground depan wisata warung wareg

Tak seperti biasa, hari itu suasananya rame sekali. Dengan percaya diri saya menempati satu meja kosong di lesehan gazebo. Karena biasanya ya begitu.

 Saya panggil pramusaji untuk memesan makanan. Bukannya dibawakan buku menu, kami malah disuruh pergi. Eh, jangan suudzon bukan diusir kok! Cuma disuruh antri dulu ke mbak operator. Mainan anak-anak yang kadung bukak dasar terpaksa kami rapikan kembali. 

Sampai di lorong dekat operator kami tercengang. Antrinya banyak sekali. Jadi teknis antriannya adalah kami daftar ke operator lalu menunggu disekitarnya sampai dipanggil menggunakan pengeras suara. 

Membawa dua anak kecil untuk antri tidaklah mudah. Walau sudah dihibur dengan memberi makan ikan, mereka tetap ingin bergerak kesana kemari.

Pergerakan adik tertuju pada pohon natal yang ada di dekat operator. Lebih dari sekali saya menemaninya bolak-balik ke dekat pohon itu. Iseng-iseng saya tanya kurang berapa orang lagi antrian kami. Mbak operator menjawab, “setelah ini bu.” 

Tak lama, ada bapak-bapak yang mungkin umurnya sekitar 50an. Tiba-tiba marah dan memaki Mbak operator. Katanya enggak dipanggil-panggil padahal yang datang setelah beliau sudah dipanggil. Mungkin beliau datang duluan tapi daftar belakangan, atau mungkin pas dipanggil tidak memperhatikan. Entah apa sebabnya. Mbak operator tetap memberi pengertian untuk antri sesuai catatan. Tapi si Bapak terus ngotot. 

Jurus marah tidak berhasil. Lalu meluncurlah jurus lainnya. Si Bapak mengambil HP dan menyorot Mbak operator. Berulang kali si Bapak berteriak “akan saya viralkan”.

Bapak itu mulai merekam dan berbicara. Sodara-sodara ini  adalah warung wareg ..  bla … bla … bla … Mbak operator berusaha menghindar dan menyembunyikan wajahnya. Tapi si bapak tak kalah getol menyorot wajahnya sambil berkata pelayanan tidak ramah, tidak profesional, dll.

Siapa sangka jurus ini manjur. Mbak operator dengan wajah merah padam bercampur malu bercampur sedih akhirnya mempersilahkan si “bapak viral” beserta keluarganya mengambil jatah meja kami.

Ya … jatah kami. karena memang itu giliran antrian kami.

Saya yang biasanya tidak suka antrian saya dilangkahi, kali ini diam saja dan tidak merasa tercurangi. Kenapa? Karena tidak tega melihat wajah operator, yang sudah capek bekerja harus menerima makian dan dipermalukan.

Entah siapa yang salah.

 Tapi setidaknya janganlah rasa lapar membuat ettitude kita buyar. 

Jangan pula viral dijadikan senjata melemahkan sesama. 

Jadi merasa ada PR untuk anak-anak yabg hidup di era digital ini. PR untuk menanamkan empati, sabar antri, dan ettitude agar bisa saling menghargai.

O iya, saya gak akan kapok kok ke sini. Gurame Tjentilnya masih rate no satu dilidah kami. Suasana dan fasilitasnya juga enak. Makan jadi sepaket dengan jalan-jalan dan bermain di playground nya. 

So Warung Wareg, tunggu kedatangan kami kembali. Hihihihihi

Uncategorized

Sekolah dengan Hello Math

Pagi hari saat kakak berangkat ke sekolah adalah saat-saat drama digelar oleh adik. Kadang baru lima menit kakak berangkat dari rumah, si adik sudah ngajak jemput kakaknya. Di lain waktu dramanya adalah merengek ingin ikut kakaknya sekolah, “Adek mau etolah, mau etolah.”

Usianya baru dua tahun lima bulan. Kalau pun saya paksakan “titip” di playgroup saya takut dengan resiko dampak menyekolahkan anak terlalu dini. Pernah dengar? Yang sering disampaikan oleh Bunda Elli Risman itu lho. Search aja dengan kata kunci “sekolah usia dini menurut Elly Risman”. Karena saya tidak hendak membahasnya disini, hehehehe.

Maka untuk mengobati keinginannya sekolah, ya saya jadikan dia siswi saya. Hehehe. Dengan ayahnya sebagai kepala sekolah. Beneran saya rutin melaporkan kegiatan bermain nadhira kepada sang kepala sekolah lho.

Saat adik memainkan drama “merajuk ingin sekolah”. Saya siapkan tasnya, amunisi bermain, dan bekal. Sama dengan apa yang saya siapkan untuk kakaknya.

Hari ini kami bersekolah di depan rumah. Cukup angkat meja dan kursi enteng ke sudut halaman. Buka tas, keluarkan bekal dan amunisinya. 

Amunisinya apaan sih?? 

Amunisi saya hari ini adalah lembar aktivitas dari “Hello Math Elhana”. Walaupun judulnya “Math” jangan bayangin si Adek akan belajar angka, perkalian, atau kalkulus ya … belum … masih jauh … wkwkkwkw

Jadi Hello math ini dikemas dalam binder. Mudah dilepas pasang sesuai kebutuhan yang mau dimainkan. Hello math terdiri dari lembaran kertas sebagai “board” atau papan bermain dan potongan-potongan kertas dengan berbagai konten yang diletakkan di zip dan kantong kertas di belakang binder. Cara bermainnya, board yang mana, dan potongan kertas mana yang diperlukan bisa kita lihat di buku petunjuknya.

Buku aktivitas ini dirancang menarik untuk anak-anak usia dini. Kontennya juga ramah anak, tapi tetep full stimulus yang insyaAllah bisa menyambungkan saraf otaknya.

Hari ini adik belajar coding sederhana yang mencocokkan antara aktivitas dan subjectnya. 

Cara bermainnya, mamanya siapkan dulu dengan menempel jenis aktivitas di kotak paling kanan. Kemudian menempelkan subject di kotak paling bawah. Menempelkan? Iya.. Hello math sudah menyiapkan lembaran dan potongan kertas yang dilengkapi dengan perekat. Benar-benar praktis dan tinggal pakai kan? 

Alhamdulillah walau durasi konsentrasinya hanya 5-6 menit dan banyak jeda minta bekal. Adik berhasil menyelesaikannya. Kalaupun tidak selesai tak masalah bund. Yang penting kita sudah quality time sama si adik. Quality time yang tidak di ganggu aktivitas lain. Tidak diganggu benda kecil favorit ibu (baca-HP).. hihihi

Potret dan video yang saya ambil juga sekilas saja. Jika terus-terusan saya pegang HP untuk fotoin dan videoin, si Adek bisa cemburu. Merasa di nomer dua kan.

Uncategorized

Ini tidak sama, Dek!

Menjadi ibu yang memilih “jurusan” domestik membuat saya berfikir. Apa yang bisa saya lakukan untuk memberikan makna lebih untuk profesi saya ini. Dari beberapa yang saya coba ada hal yang membuat saya bahagia dan antusias saat menjalaninya. Yaitu menyiapkan media bermain sekaligus stimulus untuk anak-anak.

 Kali ini saya menyiapkan permainan untuk Adek Nadh. Permainan ini tujuannya tentu saja untuk bermain. Hehhehe. Bermain sama dengan Bersenang-senang. Tapi juga ada stimulus yang ingin saya berikan sesuai milestone atau tugas tumbuh kembangnya. 

Kenapa bermain sambil belajar? Tidak dipisah main ya main, belajar ya belajar??Tujuan saya pribadi agar si anak tidak merasa tertekan ketika belajar. Dia merasa bermain, bersenang-senang tapi aslinya dia sedang belajar. Harapan lebih panjangnya anak menikmati belajar. Menyukai belajar. Mencintai belajar. Kalau sudah cinta berharapnya itu menjadi bekal untuk kehidupannya. Mau menekuni apapun asal ada keinginan untuk mempelajarinya insyaAllah akan lebih baik hasilnya.

Kembali ke permainan yang saya siapkan hari ini.Permainan ini saya namakan “Matching Game”. Stimulus untuk memory dan warna anak usia 2-3 tahun.

Pertama saya cari kardus susu dan kertas bekas kemasan yang tidak terpakai. Kemudian Menggambar 10 buah wortel. Mewarnai daunnya dengan warna seragam, hijau. Sedangkan untuk umbinya diwarnai berbeda-beda dan berpasangan. Jadi ada dua wortel warna jingga, dua wortel warna merah, dan seterusnya. Sampai mempunyai 5 pasang wortel yang berbeda warna.

 Kardus susunya untuk apa? Kardus susu difungsikan sebagai “ladang” untuk menanam wortel. Buat sayatan kecil menggunakan cutter di kardus tersebut. Lebarnya disesuaikan dengan lebar  wortel yang kita buat.Lalu cara bermainnya adalah anak menarik 2 wortel. Jika warnanya sama maka boleh “dipanen”. Jangan lupa sertakan sorakan semangat “Wah Wortelnya sama, ambil dek!”

Lebih seru lagi ketila dibumbui toss ya, hehehhe. Jika warnanya tidak sama harus dimasukkan lagi. Sertai dengan kalimat “yah ini tidak sama, masukin lagi Dek!”

Dengan seperti ini dia mengingat-ingat dimanakah wortel yang warnanya sama. Tanpa disadari anak juga jadi belajar warna, belajar konsep sama dan tidak sama.

Jika sudah capek menyiapkan dan anak tidak tertarik bermain. Tidak mau bermain sesuai aturan yang dijelaskan. jangan baper bund. Simpan, dan keluarkan lagi di momen lain. Bisa jadi anak belum tertarik karena masih fokus dengan mainan atau aktivitas lain. Tetap semangat bebikinan ya…

 Untuk yang mungkin pernah mendengar “anakku aku biarkan dan dia bisa sendiri.” Saya sangat percaya hal itu, karena anak-anak cepat sekali menyerap informasi. Bisa dari TV, dari You tube, ataupun dari keseharian ketika kita menyebutkan “tolong ambilkan gelas kuning”, “mobil merah di depan rumah milik siapa ya?” Dan lain sebagianya. Tapi tidak ada salahnya juga kan jika ada yang memiliki “pilihan” untuk mengusahakan stimulasi anak. Toh caranya juga dengan bermain. Maka anggap saja sedang menemani bermain. Karena anak memang makhluk yang suka bermain bukan? Ketika kita yang membuatkan mainannya, Bukankah itu so sweet? Maka garis bawahi “so sweet” nya saja. Perkara manfaat lain untuk stimulus ini itu tidak usahlah dirisaukan sehingga membuat berkomentar untuk menyalahkan atau minimal menyudutkannya. 

Mari saling menghargai.

Kita tidak sedang bersaing!

Uncategorized

Australiana, kok sepi?

Setelah menyaksikan elephant story kami lanjut naik ke atas untuk sholat dhuhur. pertunjukan hewan berikutnya yang ingin kami saksikan adalah bird story di jam 14.35. Masih ada waktu 2 jam, maka kami putuskan untuk mengunjungi kawasan Australiana. Memang perlu niat dan stamina ya, karena lokasinya diatas dan kita harus menanjak. Di depan tanjakan ada banyak tertulis tarif-tarif menunggang kuda, dll. mungkin ini juga yang membuat tidak benyak pengunjung menyambangi kawasan ini. Padahal masuk Australiana ini gratis, alias free. yang dikenakan biaya itu jika kita ingin memberi makan kanguru, kelinci, dll. biayanya ya untuk membeli makanan. Jika hanya ingin bermain dan bercengkrama dengan hewan-hewan australia mah gratis.

Setelah sampai di kawasan Australiana, kita akan melihat papan petunjuk arah. ke sebelah kaka untuk melihat kanguru dan wallabi, ke sebelah kiri untuk wombat, di tengah kawasan juga ada arena berkuda lengkap dengan beberapa kuda yang berjejer rapi di kandangnya.

sepinya “kandang” kanguru
melihat kanguru dari dekat

DI “kandang” kanguru kita akan berinteraksi dengan sangat dekat dengan kanguru. mereka bebas berkeliaran dan berlompatan kesana kemari. Catatan pentingnya adalah kita dilarang berlari jika kanguru mendekati kita. karena si kanguru malah akan penasaran dan terus mengejar. Untuk memberi makan kanguru kita perlu merogok kocek senilai 35.000-50.000 rupiah. Kalau mau main-main dari deket aja mah gratis.

Zona Wombat yang sepi

Sepanjang menikmati zona australiana ini, pikiran yang terus menggelitik bagi kami adalah kenapa kawasan ini sepi sekali. Saat ada di zona wombat misalnya, hanya ada kami ber empat. Benar-benar serasa kebun binatang pribadi, hehehehehe. Padahal pengunjung Taman Safari hari ini lumayan rame, parkiran juga terlihat penuh. Jika merunut analisa sok tau kami, yang menyebabkan para pengunjung Malas naik ke zona ini karena ada papan tarif untuk fasilitas berbayar di Australiana. Jadi mungkin dikiranya untuk masuk Australiana perlu membayar tambahan tiket khusus. Jika penyebabnya adalah tanjakan yang tinggi, saya rasa kurang kuat ya alasannya. karena untuk menikmati Tiger Cage juga nanjak kok, mirip-mirip lah perjuangan nanjaknya.

Jalan Menuju Zona Australiana

Banyaknya Kanguru yang ada di kawasan ini mengingatkan saya kepada artikel yang saya baca beberapa waktu yang lalu. Bahwa di Negara asalnya, Kanguru ini sudah over populasi. Mungkin kalau di daerah kita kaya kucing kali ya. Banyak sekali kucing berkliaran disekitar rumah. Di Australia yang berkeliaran ya si kanguru ini. hehehhehe. Tapi kita tidak perlu jauh-jauh kesana kalau pengen main sama kanguru, cukup ke prigen jawa timur. Sempatkan naik ke Zona Australiana, worth it untuk dicoba.

Uncategorized

Taman Safari Prigen 2022

Alhamdulillah hari ini kami diberi kesempatan untuk menikmati wisata alam ke taman safari prigen.Sejak semalam saya sibuk menyiapkan bekal. Memang diniati membawa bekal karena pengalaman pertama dulu kami kurang cocok dengan kuliner yang ditawarkan.

Jam 08.00 pagi kami sudah memulai perjalanan, berangkat dari rumah. Sengaja pagi-pagi memang. Lagi-lagi belajar dari pengalaman yang lalu, ketika kami ketinggalan elephant story. Jadi yang kali ini kami tak mau ketinggalan lagi dan rela berangkat pagi sekali. Tau kan perjuangan menyiapkan dua balita mau pergi? Dan ini pagi-pagi sudah harus siap. Effort banget buat kami. 

Menurut hasil pantauan google Elephant story ada di jam 11.45, bird show ada di jam 14.35 barengan sama tiger cage. Hafalnya 2 ini aja, dan memang 2 atraksi aja yang mau ditonton. Kenapa g ke dolphin? Selain sudah pernah, sekarang show dolphin dikenakan biaya 20.000 per orang. Agak perhitungan ya bund, uda bawa bekal g mau beli tiket tambahan pula, wkwkwkwk.

Sampai pintu masuk taman safari kira-kira jam 09.00, dengan membawa tiga ikat wortel yang kami beli di jalan. Sampai di loket kami membeli tiket 150.000 per orang. Hasil riset via google memang tak lagi kami temukan perbedaan harga tiket seperti dahulu. Sampai di loket pun kami tidak ditawari harga tiket yang berjenjang. Langsung ditawari tiket seharga 150.000 per orang termasuk bayi diatas 1 tahunku ini, hehehehhe.

Memasuki gerbang satwa pertama ada Alpaka dan IIama yang telah menunggu. Adek dan kakak antusias untuk segera mengeluarkan wortel mereka. Jumlah Alpaka yang menyambut kami tak begitu banyak. Entah masih di “dalam” atau memang tinggal sejumlah iti populasinya di TS2 prigen. 

Setelah melewati beberapa herbivora, sampailah ke gerbang karnivora. Hewan pertama yang terlihat (dia tidak menyambut, hahahah) adalah si beruang. Kemudian ada Harimau, dan kawanan singa. Berbeda dengan kawasan herbivora yang hewan-hewannya terlihat energik dan semangat. Kawasan pemangsa ini sebagian besar sedang santai rebahan. Jadi mikir kan? Apakah kalau terlalu banyak makan daging akan membuat malas bergerak dan memilih rebahan saja? Wkwkwkwk. Sebenarnya serem juga ya kalau si karnivora ini aktif mencari makan kayak herbivora. Bisa-bisa mobil kita diserang dong ya..

Next mau cerita tentang australiana yang sepi… Walau sedikit menanjak, tapi ini wahana gratis dan bagus. Kenapa sepi ya? Tunggu kisah selanjutnya…. 

Uncategorized

Menulis Antologi

Bulan ini, saya menulis antologi ke empat saya. Ya.. walau yang terbit baru satu, tapi setidaknya sudah ada tempat tulisan panjang yang saya hasilkan. Pencapaian? Tentu! Karena biasanya tulisan saya sebatas curahan hati yang pendek-pendek saja. 

Antologi pertama saya tentang pengalaman melalui  awal-awal pandemi. Antologi kedua adalah antologi puisi. Antologi ketiga adalah antologi cerita anak. Sedangkan yang terakhir saya tulis kemarin adalah antologi menyusui dan penyapihan. Gado-gado banget gak sih.. hehhehehe… semua genre dicoba. 

Effort yang paling keras tentu saja untuk antologi yang pertama. Effort mengalahkan rasa minder dan effort memberanikan diri mencoba hal baru. Antologi kedua rasanya seperti healing karena bergaul dengan kata-kata indah dan diharuskan menghasilkan coretan doodle saat itu. Antologi kedua juga membukakan pintu untuk saya berkumpul dengan banyak penulis di wag penerbit. Disana sering sekali ada informasi tentang dunia kepenulisan. Terimakasih mentor yang telah menyarankan saya untuk ikut antologi ini. 

Saya mulai merasa enjoy saat menulis naskah untuk antologi cerita anak. Didampingi oleh mentor yang memberi masukan bukan hanya dari editingnya tapi juga alur cerita dan gaya bahasa menjadikan saya percaya diri dengan tulisan saya. Doakan segera release ya.. karena ini juga project Rumah Belajar dimana saya dulu adalah PJ nya. Sepertinya ingin mencoba lagi jika ada antologi cerita anak. Hehhehe.. Menunggu antologi, karena belum percaya diri untuk menulis solo cerita anak.

Di antologi keempat rasanya lebih ringan jari jemari mengetikkan kalimat demi kalimat. Kenapa? Karena kembali ke genre favorit saya “genre curhat”. Hahhahaha. Curhat tentang apa yang saya lalui saat membersamai anak-anak. Saya harapkan bisa menjadi kebanggan juga untuk anak-anak saya nanti. Di antologi ini pula saya abadikan permintaan maaf saya untuk kakak. Karena banyak sekali kesalahan saat proses penyapihannya dulu. Entah memang karena kesalahan penyapihan atau tidak, kelekatan saya dan kakak cenderung kurang baik. Kakak akan berteriak histeris saat saya tidak d area pandangnya. Semisal kakak melihat saya ada di kamar, pas saya pindah ke dapur kakak tidak melihatnya. Beberapa menit kemudian dia akan cek ke kamar dan histeris memanggil-manggil “mama kemana”.

Berbeda dengan adik, si adik lebih kalem. Kelekatan yang baik menghasilkan anak yang percaya dengan mamanya, walaupun tidak di edaran pandangan tapi ia tahu jika mamanya ada disekitarnya. Toh selama ini saya juga hampir tidak pernah pergi tanpa pamit kepada mereka. Eh kok jadi cerita tentang penyapihan ya.. xixiixi.. itung-itung promo colongan  gak papa yaaa.. hehehhe

Uncategorized

Memory Foam Pertamaku

Berawal dari diskusi di salah satu wa grup tentang bantal. Ada pertanyaan bagaimana cara mencuci bantal, karena jika di cuci manual dengan direndam akan meninggalkan noda coklat. Kalau dicuci di mesin cuci akan membentuk gumpalan. Maka bermunculan lah tips dari para warga grup ini. Mulai dari sikat seperlunya di bagian ternoda, dan jemur. Sampai ulasan berapa lama idealnya bantal yang kita pakai harus diganti. Bahkan ada ulasan taman-teman untuk bantal kapuk, bantal dakron, dan bantal memory foam. Kebetulan belum ada yang pakai bantal bulu angsa kaya bantal-bantal “sultan”. Atau mungkin mereka tidak mau cerita ya.. hehhehehe

Saya golongan yang menyimak karena memang gak punya pengetahuan tentang perbantalan ini. Berakhir dengan rasa unsecure kok bantalku uda lama gak ganti, jauh sekali dari periode harus ganti bantal. Akhirnya tergerak untuk mencari tahu tentang memory foam. Bantal yang belum pernah saya coba.

Cuss cari ke tokopedia, dan nemu lah toko yang deket banget dari rumah. Lumayan menghemat ongkir. Harganya juga ramah di kantong. Tujuh puluh ribu saja untuk sepasang bantal dan guling. Hampir mirip dengan bantal dan guling dari dakron. Akhirnya memantapkan untuk membungkus keranjang belanjaan ini. Hehheheh. 

Tak lama barang sudah sampai rumah. Bayangan saya bakal nerima paket yang super besar karena memesan 1 bantal dan 1 guling. Ternyata paketnya lumayan praktis. Ketinggalan banget kayaknya saya tentang teknologi bantal guling dan kasur. Ternyata sekarang pengiriman kasur juga tidak memakan banyak tempat. Karena mereka bisa di vakum. Di press volumenya. Maka ketika plastik dibuka, berubah bentuk lah ia. Hehehehe.. kaya magic kata anak saya.

(dokumentasi pribadi) Memory Foam Sebelum dibuka

Setelah dicuci covernya dan dijemur foamnya, akhirnya kami bisa menjajalnya. Sampai saat ini nyaman untuk dipakai. Lebih empuk dan mengikuti postur tubuh. Karena yang saya pesan adalah bantal dewasa jadi emmang besar dan tinggi. Tidak cocok dijajal anak-anak. Melihat solidnya bahan sepertinya bantal ini akan awet dan tidak gampang kempes. 

Sekian cerita membeli bantal ala saya. Sebenarnya saya niatkan untuk membuat istirahat pak suami lebih optimal. Karena tulang punggung harus fit dan kuat ya pak.. hehhehehe.

Uncategorized

Belum Panen

Komposterku akhirnya penuh juga setelah 4 bulan diisi sampah dapur. Awalnya tidak menyangka wadah 25 liter bisa d pake menampung sampah basah selama 4  bulan. Cepet kempesnya karena ada mahluk di dalam komposter. Yup, dia adalah belatung. Belatung memang akan muncul jika komposter terlalu basah atau terlalu banyak unsur hijaunya. Tentu ada cara untuk mengatasinya. Yaitu menambahkan unsur coklat berupa daun kering, sekam, atau tanah. Tapi bagi saya, si bela ini saya pertahankan untuk mempercepat proses daur ulang. Benar saja, komposter yang penuh pas dua hari kemudian kempes se kempes-kempesnya. Bisa diisi lagi. penuh lagi. Kempes lagi. Begitu terus sampai 4 bulan dan benar-benar sudah penuh. 

Koleksi Pribadi

Hari ini, saya belum berniat panen. Tapi maunya ngeluarin untuk ngaduk aja. Karena kalau diaduk di embernya sudah tidak bisa merata. 

Pas ngaduk-ngaduk tetiba kepikiran untuk membagi menjadi 2. Sebagian di sak sembako, didiamkan 2-3 minggu sampai matang.  Sebagian lagi dimasukkan komposter kembali untuk kemudian diisi sampah dapur dan unsur coklat lagi.

Niat awal komposting memang tidak terlalu menggebu-gebu untuk dapat kompos karena memang tidak hobi menanam. Tapi setelah hampir panen kok rasanya tidak sabar dapat komposnya. Kebetulan kemarin juga dapet pohon daun salam, jeruk, bunga. Kesemuanya dikasih orang, hehhhe. Jadi sepertinya kompos ku akan berguna. 

O iya untuk yang tidak ada waktu untuk mencari embernya, starternya, sekamnya, dan kebutuhan lain untuk memulai komposting. Ada lo yang menyediakan semuanya, tinggal pakai. Ditambah ada buku petunjuknya. Lengkap deh. Mau? Bisa ke IG @EmberKompos ya. Ownernya baik hati dan ramah kok gais, beliau juga suka berbagi info tentang zero waste. 

Kembali ke pengalaman selama aku mengompos. Ternyata mengompos g ribet kawan, dan surprisingly g bau busuk. Padahal biasanya sampah basah seperti sisa sayur, kulit buah, dan sisa konsumsi dapur akan menimbulkan bau kalau 2 lupa g dibuang. Nah ketika dibuang ke komposter ini si dia jadi tidak berbau busuk. Baunya malah mirip bau citrus. Ada segar-seger nya. Warna sampah-sampah basah kita juga jadi seragam. Warna hitam, sama seperti warna tanah. Itu lah kenapa sering kita dengar ungkapan jika mengompos itu berarti “yang dari tanah kita kembalikan ke tanah”. 

Yuk mulai mengurangi sampah rumah tangga dan menjadikannya lebih manfaat. Karena ternyata sebagian besar sampah berasal dari sampah rumah tangga. Bukan sampah pasar atau sampah industri tapi sampah rumah tangga. Mengompos dengan bahagia, semoga menjadikan rumah tangga lebih berkah juga ya.. 

Uncategorized

NaBila, sayang untuk dilewatkan

Selain sate ponorogo, yang tak bisa kami lewatkan saat pulang kampung adalah berbagai kue dari Nabila bakeri. Walaupun di kota rantau juga buanyak toko roti dan kue, tapi untuk kami cita rasa nabila bakeri tak terganti.Salah satu produk yang susah dicari di tempat lain adalah roti isian nanas. Dulu roti sobek nanas adalah roti favorit bapak. Eh pas nikah suami pun juga satu selera. Jadi lah sekeluarga penikmat roti nanas nabila.

Semua roti di nabila terasa memuaskan karena topingnya yang gak pelit. Kaya roti sobek nanas misalnya, selai nanasnya tebal, jadi setiap gigitan dijamin ketemu nanas. Hihihi. Tapi sayangnya tidak setiap kesana bisa menemukan roti sobek nanas ini. Mungkin ya karena favorit banyak orang, jadi cepat habis stok nya. Kalau uda keburu kesana dan pengen coba sobek nanas tapi kehabisan bisa coba sobek lainnya juga kok. Yang biasanya kami angkut adalah sobek kismis, dan sobek 5 rasa. Yang baru, (atau mungkin kami baru tau-red) ada bolen isian pisang nanas. Jarang kan kalian jumpai di toko roti lainnya. Rasanya? Manis asem bercampur dengan gurihnya pastri.. hhmm.. sungguh nyummi!

Roti lain yang selalu masuk keranjang belanjaan adalah roti coklat pisang. Kalau yang ini dimana-mana ada ya. Tapi tetap saja roti pisangnya nabila pas! Tidak kemanisan. Rotinya lembut, dan isiannya mantap. Juga ada aneka donat kesukaan anak-anak. Roti abon pun ada, duh banyak banget sih emang yang masuk keranjang. Belum lagi kue-kue tradisional kesukaan mama, mulai dari klepon, sosis solo, dan masih buanyak lagi. Sebaiknya ke Nabila kalau sudah kenyang ya, biar tidak terlalu laper mata. Hahahahaha

Nabila ini punya banyak cabang, yang sering kami kunjungi adalah nabila cabang ponorogo kota. Alamatnya di jalan gajah Mada no 22 Ponorogo. Selain di tengah kota, nabila juga ada di daerah siman. Beberapa mobil nabila juga sering keliling ke kecamatan-kecamatan membawa produk fresh mereka. Buat teman-teman di ponorogo kalau mau tau jadwal nabila berkunjung ke kecamatanmu bisa deh save nomer wa nya, atau pantengin ig nya. Kamu bisa follow ig @nabila_bakericake. Tapi hati-hati ya, kalau ngintip IGnya bakal ikut ngiler lihat berbagai roti dan kuenya. 

Sempatkan mampir deh kalau ke ponorogo, dan buktikan cerita saya ini tidak dilebih-lebihkan. Memang seenak itu. Bisa banget gagalin diet deh ini, hihihi